Youth GRII BSD

Cermin Pemuda - Barnabas

oleh Pdt. Handi Gunawan



Siapakah Barnabas?

Nama Barnabas pertama kali muncul dalam Alkitab dalam Kisah Rasul 4:36. Nama aslinya adalah Yusuf, namun para rasul memberikan panggilan Barnabas padanya, yang artinya “anak penghiburan.” Barnabas adalah seorang Yahudi dari suku Lewi dan berasal dari Pulau Siprus.



Pelayanan Barnabas

Barnabas menjadi bagian penting dari gereja mula-mula di Yerusalem. Melalui penjualan ladang yang dimilikinya, ia membantu jemaat yang berkekurangan pada waktu itu. Perlu kita mengerti bahwa kehidupan jemaat mula-mula di Yerusalem penuh dengan kesulitan, kemiskinan dan penganiayaan dari orang Yahudi. Salah satunya melalui dorongan dari Saulus yang menganiaya jemaat Allah bahkan sampai daerah-daerah di luar Yerusalem.

Namun, Allah berkehendak lain. Di tengah perjalanan menuju Damsyik untuk menganiaya para murid, Yesus Kristus menampakkan diri pada Saulus. Saulus pun bertobat dan menjadi bagian dari komunitas orang percaya. Namun, tentunya tidak mudah, dari seorang musuh dapat bergabung begitu saja dengan jemaat di Yerusalem. Kecurigaan, ketidakpercayaan, serta ketakutan tentunya hadir di tengah mereka. Barnabas hadir memperkenalkan Saulus kepada para Rasul sehingga pada akhirnya ia dapat diterima dengan baik di sana (Kis 9:26-27), Kelapangan hati dan keberanian yang ditunjukkan oleh Barnabas menjadi awal mula Saulus berkembang dalam pelayanan di tengah umat Allah.

Lebih lagi, Barnabas juga diutus oleh gereja Yerusalem untuk mengamati perkembangan gereja di Antiokhia yang dipenuhi dengan para petobat dari bangsa non Yahudi. Kehidupan yang baik, iman yang kuat dan kuasa Roh Kudus yang tampak begitu nyata menjadi ciri dari hidup dan pelayanan Barnabas (Kis 11:24). Setelah melihat perkembangan yang baik dalam pekerjaan Tuhan di Antiokhia, Barnabas pun tinggal untuk melayani di sana, dengan didampingi oleh Paulus yang dipanggilnya dari Tarsus (Kis 11:25). Banyak orang yang akhirnya juga dimenangkan dalam Tuhan.

Fase baru dari pelayanan Barnabas adalah ketika dia dikhususkan bersama dengan Paulus untuk pekerjaan Tuhan yang dipercayakan kepada mereka (Kis 13:2). Maka dimulailah satu pelayanan yang dikenal sebagai perjalanan misi Paulus yang pertama. Dimulai dari Siprus, dan kemudian dilanjutkan ke kota-kota di sekitar propinsi Galatia, baik itu Antiokhia di Pisidia, Ikonium, Listra dan Derbe. Pelayanan di kota-kota tersebut bukanlah tanpa tantangan dan penderitaan (mereka diusir, dilempari batu, diseret dan lainnya), namun juga bukan tanpa buah yang lebat. Banyak orang yang bertobat oleh pelayanan mereka, khususnya orang-orang non-Yahudi. Sampai akhirnya mereka kembali ke Antiokhia, tempat darimana mereka diutus.

Pertobatan orang-orang non-Yahudi ini ternyata bukan saja kabar baik tapi juga menimbulkan perselisihan. Karena ada orang-orang Yahudi dari Yudea yang mengajarkan bahwa kaum non-Yahudi yang sudah percaya tetap harus mengikuti adat istiadat Yahudi dan menjalankan hukum Musa untuk dapat diselamatkan. Salah satu yang ditekankan oleh mereka adalah perihal sunat. Hal ini menimbulkan perbedaan pendapat di Antiokhia, sehingga dianggap penting menurut mereka untuk menanyakan masalah ini kepada para rasul di Yerusalem. Puji Tuhan, pertemuan di Yerusalem kemudian pun menetapkan bahwa Allah menerima orang non-Yahudi dan memberikan mereka Roh Kudus yang sama seperti yang sudah diterima oleh para Rasul dan orang percaya lain, sehingga tidak perlu ditambahkan kuk (Taurat) yang membebani mereka. Keputusan ini dibawa oleh Paulus dan Barnabas beserta rekan-rekan dari Yerusalem, yaitu Yudas dan Silas. Jemaat di Antiokhia menyambut keputusan ini dengan sukacita.

Setelah beberapa waktu berlalu, Rasul Paulus rindu untuk mengetahui bagaimana kondisi jemaat yang didirikan mereka pada perjalanan misi pertama. Namun hal yang tidak terduga terjadi, yaitu perpecahan Paulus dengan Barnabas (Kis 15:39). Hal ini dipicu oleh Barnabas yang ingin membawa Markus yang adalah kemenakannya dalam perjalanan ini. Adapun Markus juga turut serta dalam perjalanan misi pertama, hanya saja dia meninggalkan mereka di tengah perjalanan, sesuatu yang menjadi catatan buruk. Hal ini tidak bisa diterima oleh Rasul Paulus.

Setelah perpecahan ini, Paulus berangkat dalam perjalanan misi kedua bersama Silas, sedangkan Barnabas bersama Markus. Nama Barnabas pun tidak lagi dicatat dalam Kitab Kisah Para Rasul yang kemudian lebih fokus untuk mencatat pelayananan Rasul Paulus.


Sang Tokoh dan kaum muda

Dari kisah yang demikian singkat mengenai Barnabas, kita dapat belajar beberapa hal:

  • Barnabas penuh dengan Roh Kudus,
  • Dia memberikan penghiburan melalui nasihat-nasihatnya,
  • Dia mendorong orang-orang untuk dipakai dalam melayani Tuhan, dan
  • Dia juga bukan tanpa kelemahan.

Kiranya melalui kisah kehidupan Barnabas ini, kita sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, yang telah menerima Roh Kudus, juga boleh bertumbuh dalam kerohanian kita. Apakah kehadiran kita juga dapat memberikan penghiburan melalui kata-kata yang kita ucapkan? Apakah selain kita semakin giat dalam melayani Tuhan, kita juga rindu ada banyak orang-orang lain yang bersama-sama dapat melayani Tuhan juga? Sekalipun pastinya ada kelemahan yang kita miliki, tapi kita pun dapat dipakai untuk melayani Tuhan. Mari berdoa kiranya Tuhan berkenan.


SOLI DEO GLORIA
Follow us!

Find us on our social media here: