Youth GRII BSD

God-Centered Biblical Interpretation (Part 4)

Bagian 4
oleh Tim Literatur


Makna

Kita telah mengerti bahwa kebenaran absolut berasal dari Tuhan, dan kita sebagai ciptaan mendapatkan kebenaran secara partikular dan progresif. Bagian ini akan memperjelas bagaimana manusia dapat mengerti kebenaran / makna.

Dalam dunia ini, segala sesuatu ditopang oleh Tuhan. Sebagai contoh, kita bisa sepenuhnya percaya bahwa matahari akan terbit dari timur dan terbit dari barat; angka satu tetap menjadi satu di mana pun dan kapan pun; monyet akan tetap menjadi monyet (dan tidak menjadi manusia seperti teori evolusi). Allah mengontrol ciptaan maka ada kestabilan makna. Kita tidak perlu khawatir apa yang hari ini kita pelajari akan berubah nantinya seperti contoh monyet di atas. Kita tidak perlu khawatir matematika yang kita pelajari suatu waktu akan berubah total. Karena kontrol Allah inilah kita mendapatkan makna. Dengan kata lain, Allah adalah sumber makna. Ini berlawanan dengan pemikiran post-modern di mana makna tidak akan pernah tetap dan selalu berubah (hal ini ada benarnya, tapi tidak absolut). Dari kontrol Allah yang tetap ini, kita bisa mengerti sesuatu.

Selanjutnya, pengertian kita didapatkan dari aplikasi dari sebuah kebenaran. Seperti contoh, kita baru mengerti apa itu panas ketika kita mengalami panas. Mengetahui itu satu hal, namun mengalami merupakan hal lain. Maka, Firman Tuhan secara utuh baru bisa dimengerti dan dirasakan ketika ada aplikasi yang dilakukan. Hal ini merupakan partikular, di dalam konteks kehidupan setiap manusia di zaman tersebut. Misal, Firman Tuhan mengatakan tidak boleh mencuri. Penerapan aplikasi ini bisa secara partikular tidak lupa membayar pajak, tidak meminta nota kosong, tidak melakukan korupsi, dan sebagainya. Meskipun aplikasi ini bersifat partikular, namun Tuhan tetap dalam kontrol; Tuhan tahu posibilitas apa saja yang dapat muncul dari sebuah makna yang didapatkan manusia.

Di sini kita belajar, bahwa karakter Allah yang transenden1 dan imanen2 membuat kita tidak bisa melihat teori dan praktik secara parsial. Dalam terang sesungguhnya, kedua hal ini berbeda namun tidak saling terlepas. Hal ini kiranya bisa menjadi pembelajaran kita, bahwa mengerti suatu Firman tidak menjadikan kita orang Kristen yang utuh. Iblis pun mengenal dan takut kepada Allah (Markus 5, Kisah Rasul 19:15) namun hidupnya tidak melakukan kebenaran. Sebaliknya melakukan kebenaran tanpa pengertian yang benar juga dapat membawa kepada suatu bahaya atau kemunafikan. Maka kita harus terus rendah hati, memohon kepada Tuhan agar boleh melengkapi hidup kita bukan hanya dengan pengetahuan saja namun juga dengan perbuatan.

Dalam sehari-hari, para akademisi lebih mementingkan keabsahan teori dan metode. Di sisi lain, para praktisi lebih mementingkan pengalaman dan empiris. Dalam terang Tuhan, kita tidak memparsialkan keduanya. Tiga perspektif di atas kita terima seluruhnya, one and many. Begitu juga dengan kita dalam menjadi orang Kristen. Sebagai orang Reformed, kita selalu berbangga dengan kedalaman teologi yang koheren namun mungkin kita cenderung meremehkan keintiman relasi, praktik Firman, dan perbedaan pendapat. Namun, di sisi lain karismatik lebih mementingkan keintiman relasi, praktik, dan kemajemukan individu, tetapi lupa dengan doktrin yang benar. Inilah ciri orang berdosa di mana hanya memparsialkan dan mengisolasi satu bagian saja. Sekali lagi kita perlu rendah hati berlutut kepada Tuhan agar boleh hidup sesuai dengan rancangan-Nya.


Kedalaman kaitan dengan bagian lain (Associational)

Pada bagian associational inilah dijelaskan bahwa baik teori dan praktik tidak terpisahkan meskipun berbeda. Namun lebih jauh mari kita lihat contoh Yohanes 17:4. “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.” Ayat ini memiliki makna yang kita mengerti ketika membaca alkitab di bagian lain. Apa maksud Tuhan Yesus mempermuliakan Allah Bapa di bumi? Mau tidak mau kita harus melihat kepada bagian Injil lain di mana Yesus menyembuhkan, mengajar, memberi makan, membangkitkan orang mati, dan mengorbankan diri-Nya.

Namun, associational juga berkaitan dengan sesuatu yang melampaui manusia. Pada ayat berikutnya, “Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” Kemuliaan Tuhan Yesus yang dicantumkan di sini kita tidak mengerti sepenuhnya karena kita ciptaan yang tidak mungkin benar-benar mengerti Sang Pencipta. Namun, karena ini tetap ditulis Alkitab, Tuhan mau kita tetap mengetahui hal ini sekaligus kita diajak bergumul betapa besarnya Tuhan kita, bahkan tidak dapat dibayangkan. Inilah keindahan mempelajari Alkitab.

Namun, associational ini berhubungan kepada hal lebih jauh lagi. Bila dilihat dari segitiga, maka bagian associational ini merupakan tempat dari Roh Kudus. Roh Kudus memiliki cara yang kreatif dalam mengajar manusia. Bahkan, Roh Kudus memiliki kreativitas melampaui manusia. Mari kita lihat contoh.

Berikut merupakan ilustrasi seorang janda yang baru saja kehilangan suami tercinta. Di dalam kesedihan yang mendalam, ia mencari ketenangan pada Alkitab Yesaya 54:4-5 “…Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, Tuhan semesta alam nama-Nya;…” Dia mengaku bahwa bagian ini memberikan penghiburan kepadanya karena Tuhan menjadi suaminya. Namun, para akademis yang memelajari konteks sejarah mengetahui bahwa yang dimaksudkan Yesaya disini restorasi Yerusalem (dan keseluruhan umat Allah).

Melihat hal ini, tentunya interpretasi sang janda dinilai salah oleh para akademis. Namun di dalam aspek associational dimana ada pekerjaan Roh Kudus, ada bagian Alkitab lain dimana memang ada penghiburan dari Allah kepada orang-orang yang menderita (2 Korintus 1). Bahkan lebih jauh, janji Allah di Yesaya 54:4-5 ini digenapi pada Galatia 4:27. Efesus 5:22-33 menyatakan bahwa Yesus adalah mempelai pria dari gereja. Bila sang janda adalah umat percaya, maka secara associational ia mendapatkan suatu kebenaran Firman yang benar meskipun di dalam pengertian yang terbatas di saat itu. Tentunya sang janda ini menjadi salah ketika ia sudah tahu mana yang benar, namun tetap memaksakan interpretasi Yesaya 54:4-5 sesuai dengan keinginannya.

Di sini kita melihat kebesaran Tuhan melampaui cara kerja manusia. Maka, di dalam kita mencari kebenaran, kita perlu rendah hati karena kebenaran absolut hanya milik Tuhan. Kita perlu terus membuka diri dan mengosongkan diri, terus belajar, dan berharap Tuhan memberikan tetesan kebenaran kepada kita yang adalah wadah kebenaran. Terpujilah Tuhan.


Perenungan

Setelah mengerti cara pandang ini, apakah saudara mau merenungkan bagaimana persekutuan pemuda di mana Tuhan menempatkan saudara? Mari kita coba praktikkan dan kaitkan ketiga aspek berikut.

Sebagai pemuda dari gerakan Reformed Injili Indonesia, pendiri gerakan ini telah memberikan kita suatu normatif (kebangunan) yang harus dicapai: doktrin, epistemologi, etika, pelayanan, mandat budaya. Pada artikel ini tidak dijelaskan secara detil lima hal tersebut. Mari kita sama-sama mendiskusikannya. Lalu, bagaimana dengan konteksnya? Kata kuncinya adalah pemuda intelektual (karena kuliah), Indonesia, post-modern, dan secara detil adalah kawasan daerah saudara. Bagaimana dengan bagian partikularnya? Inilah yang perlu kita diskusikan bersama. Setiap daerah mungkin punya partikular yang berbeda namun punya lima pilar kebangunan sebagai tujuan utama.

Dalam menyusun kegiatan yang dilakukan, hati-hati dengan kecenderungan hati kita yang memparsialkan dan mengisolasi kebenaran. Biasanya ketika kita memiliki suatu kelebihan tertentu, kita akan cenderung membanggakan hal tersebut dan menegasi yang lain. Contoh, gereja kita adalah gereja yang jemaatnya ramai dan sering melakukan KKR regional. Namun, secara keseluruhan tetap masih ada bagian lain seperti kualitas doktrin, kualitas jemaat, dan pelayanan kedukaan yang masih harus dikerjakan. Inilah mengapa diperlukan kerendahan hati dalam merenungkan bagian ini.

Pendiri kita berusaha dengan keras memuliakan Tuhan lewat gerakan ini. Maukah kita terus melanjutkan tongkat estafet ini? Kiranya Tuhan berbelas kasihan.

SOLI DEO GLORIA

1 Allah transenden: Allah yang besar, tak terlampaui oleh manusia.

2 Allah imanen: Allah yang dekat dengan manusia.

Follow us!

Find us on our social media here: