Youth GRII BSD

Iman Di Tengah Kegelapan Total

Sebuah Catatan Refleksi Paskah Pemuda-Remaja GRII BSD & MRII GS

Oleh Johanes Iman Anugerah


Matius 27:45-46 (TB)

Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. 27:46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

Perikop di atas dibawakan oleh Pendeta Titus Ndoen pada saat Kebaktian Paskah Pemuda-Remaja GRII BSD & MRII Gading Serpong (GS) yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 16 April 2022, pukul 16.00 WIB.

Tema yang diangkat pada Kebaktian Paskah Pemuda-Remaja di Gedung Intermark BSD tahun ini adalah Faith in the Midst of Total Darkness. Tema ini muncul pertama kali ketika Pendeta Titus menetapkan Sabtu 16 April (yaitu diantara Jumat Agung dan Paskah) sebagai Paskah Pemuda-Remaja GRII BSD-MRII GS. Pada hari kedua ini, murid-murid Yesus mengalami krisis iman yang luar biasa dan merasakan gelap gulita ketika Juruselamat yang mereka imani penuh keajaiban dan kuasa justru wafat di kayu salib dan dikuburkan. Bagaimana tidak, setelah tiga tahun mengikut Kristus dengan penuh mujizat dan kuasa, justru sosok Mesias yang mereka percayai sebagai penyelamat bangsa Israel mati dengan penderitaan dan tuduhan yang sangat mengerikan baik secara fisik, verbal, mental, hingga spiritual. Inilah kegelapan total yang dialami oleh pengikut Yesus.

Namun, hal menarik dari proses waktu antara kematian dan kebangkitan Yesus, kita dapat melihat contoh totalitas iman yang ditunjukkan oleh para perempuan yang setia mengikut Yesus mulai Ia disalibkan hingga dikuburkan, sehingga merekalah yang menjadi saksi pertama atas kemenangan Yesus atas maut (Lukas 24:1-11). Sebagai umat pengikut Kristus, kita patut meneladani iman mereka walau dalam kondisi kegelapan total yang menyelimuti keadaan hidup mereka saat itu. Ini juga menjadi hal yang menarik dalam Paskah yang pertama (Passover) yang dirayakan oleh bangsa Israel saat menjadi budak di Mesir, yang mana saat itu mereka melalui tulah kesembilan dalam keadaan gelap gulita selama tiga hari di tanah Mesir (Keluaran 10:21-29).

Hal ini relevan dengan konsep Christian Worldview dengan kerangka berpikir CFRC (Creation-Fall-Redemption-Consummation). Saya tidak akan menjelaskan kerangka tersebut di sini. Ada pemahaman “already but not yet” yang semestinya kita hidupi sebagai umat Kristus dengan penuh iman, meski seakan-akan keadaan hidup kita berlaku sebaliknya. Dalam buku “Christian Worldview: A Student Guide” (buku KTB Pemuda GRII BSD di kelompok pria), P. G. Ryken menuliskan bahwa kita hidup di saat Allah telah (already) menggenapkan karya penebusan kita dalam Kristus, namun belum (not yet) memenuhi seluruh janji-Nya dalam Kerajaan Allah yang akan datang, yaitu pada saat Consummation. Dengan kata lain, kita saat ini hidup dalam waktu di antara penderitaan akan salib dengan sukacita sejati akan kubur kosong. Oleh karena itu, apakah kita telah menerima anugerah dari Allah untuk dapat beriman kepada Yesus di tengah gelap gulitanya kehidupan kita?


Perjalanan Menuju Paskah Pemuda-Remaja 2022

Kami, pemuda dan remaja GRII BSD & MRII GS, menggumulkan tema ini dalam persekutuan ini. Bermula dari harapan kami akan kebangunan rohani dan pertumbuhan persekutuan, kami memulai perjalanan rohani kami pada Natal Pemuda-Remaja 2021 dengan mengangkat tema “Hope in the midst of Despair”. Sebuah makna yang sangat sederhana mengenai umat manusia yang kerap kali merasa putus asa dan begitu tidak berdaya di tengah kehidupan yang lebih terasa seperti kematian. Pandemi COVID-19 yang terjadi telah menyebabkan banyak di antara kita menderita kehilangan pengharapan dan putus asa. Entah itu kehilangan orang yang dikasihi, pekerjaan, impian, sukacita, kebebasan, dan sebagainya. Hal ini mirip seperti bangsa Israel di tengah-tengah pembuangan dan dijajah oleh Kekaisaran Romawi ketika Kristus datang ke dunia. Mereka mendambakan Sang Harapan di tengah-tengah keputusasaan mereka. Akan tetapi, Kristus yang turun ke dunia sebagai Sang Harapan pun mesti menjalani misi-Nya untuk turun ke dalam kegelapan total dari alam maut. Sehingga kita yang berharap kepada-Nya juga wajib untuk memiliki iman kepada Dia. Setelah Natal ini, kami menyadari perlunya iman dalam momen Jumat Agung hingga Paskah bagi setiap pemuda dan remaja dalam komunitas kita.

Euforia dari persiapan Natal Pemuda-Remaja tahun 2021 yang dirasakan oleh panitia dan penatalayan saat itu adalah giatnya orang yang terlibat dalam mengerjakan pelayanan ini. Ada kehangatan, kerajinan berdoa syafaat, pelayanan di PA Pemuda, hingga kegiatan bersekutu bersama (tentunya dengan protokol kesehatan). Namun, hal ini tidak serta-merta membawa tiap orang dalam komunitas ini ke fase pertumbuhan rohani selanjutnya. Masih banyak pergumulan yang dihadapi, baik dari badai omicron yang menyebabkan kekhawatiran dalam ibadah fisik, kondisi relasi jemaat, hingga masalah lain yang terjadi dalam tubuh Kristus ini. Hal ini membuat kami bertanya-tanya: ke manakah Tuhan mau memimpin kita selanjutnya?


Ujian untuk Satu Hati Melayani Kristus

Pada 27-28 Februari 2022, GRII BSD & MRII GS mengadakan retreat untuk pengurus dan aktivis gereja untuk menekankan kembali pentingnya satu hati dalam melayani Kristus. Kami, peserta retreat, diingatkan bahwa pelayanan tidak selalu menyenangkan. Pelayanan yang menyenangkan sama saja dengan “menikmati”, sedangkan pelayanan yang sulit adalah “pengorbanan”. Pada retreat tersebut, kami mendengarkan rekaman khotbah dari Pendeta Stephen Tong pada saat NREC 2015, yang mana beliau menekankan bahwa dalam gerakan Reformed Injili adalah “no one comes to help, no one comes to contribute, but everyone comes to learn and serve”. Pemaknaan dari kalimat ini kami hadapi kembali pada saat menerima tugas untuk mempersiapkan Paskah Pemuda-Remaja 2022.

Keputusan diadakannya Paskah Pemuda-Remaja 2022 terbilang singkat, yaitu kurang dari satu bulan dari tanggal penetapannya. Proses persiapan yang terjadi juga begitu dinamis, mulai dari penentuan tanggal pada Sabtu 16 April 2022 hingga penetapan gedung Intermark BSD sebagai lokasi kebaktian yang selama ini belum pernah dipakai pemuda untuk beracara. Rapat pleno pertama diadakan pada tanggal 2 April 2022, menunjukkan mulai efektifnya persiapan Kebaktian Paskah hanya dalam waktu 14 hari. Namun atas pimpinan Tuhan, pemuda-remaja belajar taat dan beriman kepada-Nya agar mengerjakan pelayanan ini sebaik mungkin meski kami tidak tahu bagaimana yang akan terjadi ke depan. Persiapan dalam waktu singkat untuk menjalankan acara yang besar tentu sangat menguras tenaga, waktu serta pikiran. Namun melalui inilah tiap pemuda yang melayani dibentuk Tuhan untuk mau bersatu hati melayani Dia terlepas dari segala hal yang terjadi. Puji Tuhan, Tuhan menyertai dari awal sampai terlaksana di tempat yang baru dengan kehadiran lebih dari 400 orang dari berbagai tempat, seperti tentara, siswa sekolah negeri, hingga ada yang datang dari Bekasi untuk mendengarkan Firman Tuhan. Tidak hanya dari sisi kehadiran, sesi ibadah secara keseluruhan pun dapat diikuti dengan khidmat oleh para hadirin. Pada saat Pendeta Titus memberikan calling kepada pendengar untuk kembali ke jalan Tuhan dan menerima panggilan sebagai Hamba Tuhan di gereja-Nya, banyak tangan terangkat -sebagai respons calling (Red.). Memang dibalik itu semua, proses yang dilalui sungguh berat. Namun perjalanan ini menunjukkan bahwa Tuhan dapat menyatakan kuasa-Nya di tengah-tengah kelemahan dan keterbatasan pemuda-remaja yang dipanggil untuk melayani Dia.

Dari segala kejadian ini, izinkan saya bertanya kepadamu, apakah kamu percaya pada Dia atas kendali segala sesuatu…?


SOLI DEO GLORIA

Follow us!

Find us on our social media here: