Youth GRII BSD

Lika-Liku Menjadi Kristen

Oleh Julando Omar

Hai semua! Perkenalkan nama saya Julando Omar atau sering dipanggil Ando. Saya akan bercerita mengenai perjalanan iman saya sebagai seorang yang menjadi Kristen sejak kecil. Walau beragama Kristen sejak kecil, bukan hal mudah untuk menjadi seseorang yang taat kepada Tuhan.

Saya terlahir bukan dari keluarga Kristen. Saat saya balita keluarga kami baru menganut agama Kristen. Gereja Reformed Injili Indonesia merupakan gereja yang orang tua pilih sebagai tempat beribadah. Saat itu saya tumbuh besar dengan dan lingkungan Kristen di sekolah minggu hingga sekolah dasar (SD). Di sekolah minggu saya dikenalkan dengan Tuhan, yaitu Yesus Kristus yang menyelamatkan manusia dari maut. Namun, saya belum sepenuhnya mengerti tentang keselamatan yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada kita. Hanya saja, ada salah satu hal yang membekas dalam ingatan saya yaitu saat saya diminta untuk membuat aktivitas berupa senjata dalam peperangan rohani saat di sekolah minggu. Karena aktivitas itulah yang membuat saya tahu bahwa sebagai seorang Kristen, Tuhan telah mempersiapkan kita untuk melawan iblis. Selama SD saya juga rajin untuk mengikuti Bible Camp Nasional dan juga Sekolah Injil Liburan yang dibuat oleh gereja, di mana saya berkenalan dan berteman dengan banyak teman yang menjadi saudara seiman saya.

Memasuki masa SMP, saya mengikuti persekutuan remaja dan untuk pertama kali saya mengetahui tentang Kelompok Tumbuh Bersama (KTB). Ketika KTB inilah saya merasakan pertumbuhan dalam iman, perubahan dalam hidup, dan pengertian mengenai berbagai konsep dan doktrin kristen. Namun, di sekolah saya juga mengenal kehidupan yang bertolak belakang dari Firman Tuhan yang saya dengar di gereja. Berbagai dosa saya lakukan seperti berkelahi, pelaku bully, menyontek sampai menonton film porno. Saat saya melakukan dosa-dosa tersebut, hati nurani saya tetap tidak tenang dan akhirnya memutuskan untuk mengurangi dosa-dosa tersebut satu persatu dan juga meminta Tuhan untuk membantu saya lari dari dosa-dosa tersebut. Selama tiga tahun masa SMP, saya juga mengikuti National Reformed Evangelical Teen Convention (NRETC) yang membuat saya lebih mengerti mengenai doktrin dan juga Firman Tuhan yang diajarkan kepada saya.

Memasuki masa SMA, tidak banyak yang berubah dari masa SMP. Saya tetap menjadi bagian dari remaja salah satu cabang GRII bahkan memperbanyak pelayanan yang saya lakukan. Saya mulai memasuki paduan suara remaja, pelayan dalam bagian audio dan video remaja, dan menjadi panitia traffic untuk NRETC. Walau begitu banyak pelayanan dan pengetahuan kekristenan, namun perubahan menjadi seorang Kristen sejati tidak terjadi dalam kehidupan sehari-hari saya. Saya masih tetap menjadi orang yang belum taat kepada Tuhan bahkan beberapa kali meragukan Tuhan dalam kehidupan saya. Namun, setiap kali saya meragukan Tuhan dalam kehidupan saya, Tuhan menyatakan diri-Nya dan memberikan saya jawaban atas segala pergumulan saya. NRETC menjadi event tahunan yang membuat saya lebih takut akan Tuhan dan juga sebagai jawaban dari Tuhan akan kehadiran-Nya dalam kehidupan saya.

Memasuki masa kuliah, saya diberikan tugas pelayanan yang baru, yaitu menjadi seorang pemimpin KTB. Menurut saya, ini merupakan salah satu pelayanan yang cukup berat dalam kehidupan saya karena harus mendidik remaja untuk hidup sesuai dengan firman Tuhan saat saya sendiri belum berhasil untuk menghidupi hal tersebut. Saya sering kali memikirkan apakah saya harus berhenti untuk menjadi pemimpin KTB. Hari Minggu menjadi hari yang cukup berat bagi saya karena pertemuan KTB ini. Lagi dan lagi … Tuhan menjawab setiap pergumulan saya dengan meyakinkan saya untuk menjadi seorang pemimpin KTB. Namun sayang, selain karena kebijakan gereja maka KTB ditiadakan saat itu, perpindahan rumah keluarga kami ke daerah yang jauh dari gereja cabang ini membuat pelayanan KTB saya terhenti.

Pada tahun kedua kuliah, saya menjadi seorang pemuda yang hanya menjalani hidup sebagai pemuda duniawi. Saya hanya mengikuti kebaktian minggu di MRII Gading Serpong (MRII GS) dan jarang untuk menerapkan firman Tuhan dalam kehidupan saya. Tahun ketiga perkuliahan, pandemi COVID merebak di dunia. Pandemi banyak merubah hal dalam dunia tapi tidak banyak mengubah hidup saya. Saya menjadi lebih malas dalam melakukan aktivitas. Perubahan kebaktikan minggu secara fisik menjadi online via Zoom juga membuat saya menjadi malas untuk mengikuti kebaktian. Namun, hal tersebut berubah di akhir tahun ketiga. Saya diajak pihak aktivitis pemuda untuk mengikuti persekutuan pemuda GRII Bumi Serpong Damai (BSD) dan MRII GS. Saya masih ingat bahwa saya hanya mengikuti persekutuan via Zoom pada pertemuan pertama dan akhirnya memberanikan diri untuk mengikuti fisik pada minggu berikutnya. Di persekutuan pemuda ini saya merasa Tuhan memberikan saya jawaban atas pergumulan saya dan juga memberi teguran terhadap perilaku saya selama saya menjadi pemuda dan mahasiswa.

Pada tahun keempat perkuliahan, saya diberikan Tuhan kesempatan untuk terpapar virus COVID-19. Hal ini tentu membuat saya cukup bingung dan kesal terhadap Tuhan, namun, di sisi lain saya juga bersyukur karena Tuhan telah memberikan saya sedikit ujian hidup. Setelah saya sembuh dari paparan virus COVID-19, saya terpapar sakit demam berdarah. Saya merasa lebih bersyukur karena saya merasa Tuhan tetap bersama saya selama saya sakit. Salah satu hal yang membekas ketika saya sakit adalah saya masih dapat melakukan magang selama terpapar virus COVID-19 dan juga masih dapat melakukan Ujian Tengah Semester (UTS) pada pagi sebelum saya masuk rumah sakit pada saat demam berdarah. Tempat magang itu kemudian menjadi tempat saya bekerja sekarang dan saya juga mendapatkan nilai yang cukup baik dalam UTS tersebut. Kedua peristiwa itu menjadi saksi bahwa Tuhan tetap bersama saya selama saya sakit. Setelah itu, akhirnya saya berhasil untuk lulus perkuliahan dan akhirnya bekerja sampai sekarang.

Kesimpulan saya dalam perjalanan iman ini bahwa Tuhan bekerja secara misterius. Kita tidak tahu bagaimana Tuhan akan bekerja dalam kehidupan kita, namun kita dapat membacanya dalam Yesaya 55:8-9.


Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.


SOLI DEO GLORIA

Follow us!

Find us on our social media here: