Pemuda GRII BSD

God-Centered Biblical Interpretation (Part 1)

Bagian 1
oleh Tim Literatur


IDENTITAS BUKU

Judul Buku : God-Centered Biblical Interpretation
Penulis : Vern S. Poythress
Bahasa : Inggris
Tahun terbit : 1999
Penerbit : Presbyterian and Reformed Publishing Company
Kota terbit : Phillipsburg, New Jersey


BIOGRAFI SINGKAT PENULIS

Vern S. Poythress lahir pada tahun 1946 di Madera, California. Pada umur 9 tahun ia sudah mendedikasikan diri bagi Kristus dan dibaptis di Gereja Baptis Chowchilla First di California. Ia mendapat gelar B.S. pada bidang matematika di California Institute of Technology (1966) dan mendapatkan gelar Ph.D dalam bidang yang sama di Harvard University (1970). Kemudian ia mengambil gelar M.Div, dan Th.M. bidang apologetika di Westminster Theological Seminary(1974), dan mendapat M.Litt pada bidang Perjanjian Baru di Universitas Cambridge (1977). Terakhir ia mendapatkan Th.D pada bidang Perjanjian Baru di Universitas Stellenbosch, Afrika Selatan (1981). Ia juga memelajari linguistic dan translasi Alkitab di Summer Institute of Linguistic di Oklahoma pada tahun 1971-1972 dan mengajar disana Pada tahun 1974, 1975, dan 1977. Ia banyak mempublikasikan buku terkait filsafat Kristen terhadap sains, metode teologi, hermeneutic, penerjemahan Alkitab, dan Wahyu.


ISI BUKU

Buku ini secara keseluruhan menggambarkan suatu cara interpretasi atau wawasan dunia dengan Tuhan sebagai pusatnya. Pada ulasan bagian pertama ini, akan diilustrasikan bagaimana jalan tiap orang lurus menurut pandangannya sendiri (Amsal 21:2). Ada dua kelompok; kelompok pertama non-Kristen dan kedua adalah Kristen. Mungkin sekilas kita dapat jelas melihat kesalahan daripada pemikiran non-Kristen, namun di dalam diskusi orang Kristen pun ternyata mengandung “kesalahan” yang subtle.

Berikut interpretasi dari berbagai wawasan dunia:

Tokoh 1: Libbie si Liberal adalah orang yang melihat setiap cara pandang ada benarnya. Meninggikan sisi kemanusiaan.

Tokoh 2: Natalie si Naturalis adalah orang yang tidak menganggap sesuatu yang supranatural itu benar-benar terjadi.

Tokoh 3: Carol si Kritis adalah orang yang mengambil kesimpulan dari bukti yang ada dan cenderung tidak memercayai supranatural (segala sesuatu harus masuk logika).

Tokoh 4: Danny si Demitologi adalah orang yang melihat bahwa penggunaan mitos zaman dulu tidak boleh dianggap remeh (seperti naturalis), karena setiap mitos memiliki suatu makna yang layak digali namun harus dibuang sisi “mitos”-nya.

Tokoh 5: Theo si Terapis adalah orang yang melihat manusia dari sisi psikologis saja.

Tokoh 6: Newton si New Age adalah orang yang percaya bahwa setiap manusia memiliki potensi menjadi tuhan.

Tokoh 7: Roland si Relativis. Mirip dengan liberal, ia melihat bahwa setiap orang unik dan memiliki cara pandang berbeda yang harus dihargai.

Tokoh 8: Dicky si Dekonstruksionis. Di zaman post-modern, orang ini melihat segala sesuatu tidak dapat diterima begitu saja; semua harus dipikirkan ulang dan suatu pengertian yang sudah establish masih dapat berubah secara dinamis.

Tokoh 9: Marvin si Marxis adalah orang yang menginginkan kemerataan sosial, cenderung melihat kapitalisme adalah permainan orang berkuasa.

Tokoh 10: Chris si Kristen. Di buku ini ia hanya sebagai pembuka, cenderung dihina karena memercayai Alkitab adalah kebenaran dari Tuhan.

Tokoh 11: Peter si Pietis adalah orang yang mementingkan relasi dengan Tuhan sebagai yang utama. I and Thou relationship.

Tokoh 12: Dottie si Doktrinalis adalah orang yang mementingkan kebenaran doktrin dan teologi sistematik.

Tokoh 13: Curt si Transformasi Budaya adalah orang yang mementingkan perubahan sosial akibat Injil dan kebenaran.

Tokoh 14: Laura si Liturgis adalah orang yang mementingkan tata ibadah.

Tokoh 15: Missy si Misiologis adalah orang yang mementingkan KKR Regional.

Tokoh 16: Fatima si Faktualis adalah orang yang mendasarkan fakta sebagai suatu kebenaran.

Tokoh 17: Amy si Afirmasionis adalah orang yang menghargai setiap pendapat benar karena setiap orang dipimpin Roh Kudus.

Tokoh 18: Oliver si Objektif adalah orang yang mengutamakan suatu kebenaran objektif pada setiap hal; melihat hanya ada suatu makna utama.

Tokoh 19: Herman si Hermeneutik adalah orang yang memelajari ilmu tafsir/interpretasi.


PERENUNGAN DAN KOMITMEN

Di saat yang sama, secara pribadi saya melihat bagaimana luasnya pemikiran-pemikiran tiap orang. Seringkali kita berpikir hanya dari sudut pandang kita sendiri tanpa menyadari bahwa Tuhan memberikan tiap orang suatu cara pandang berbeda-beda yang justru mungkin dapat melengkapi atau menegur kita. Namun, di saat yang sama, saya juga melihat betapa mengerikannya ketika setiap orang berdiri menurut apa yang dipikirnya benar; lewat pengalaman, karir, atau studi sebelumnya. Kita bisa melihat bahwa tanpa adanya suatu reference point yang absolut, kita sebagai manusia akan kesulitan.

Buku ini lebih lanjut akan berbicara mengenai cara pandang yang didasari oleh Allah Tritunggal; suatu cara pandang yang sangat komprehensif melebihi apa yang ditawarkan oleh dunia. Namun, dibutuhkan satu hal yang paling fundamental; suatu sikap rendah hati, mengakui bahwa diri begitu kotor dan sempit, dan mau bergantung kepada pribadi Tuhan sebagai reference point yang absolut.


* Ulasan Buku ini akan diunggah dalam beberapa bagian. Bagian pertama ini sebagai pengenalan awal dari buku yang akan dibahas oleh Tim Literatur. Bila ada tanggapan, silakan menghubungi Pengurus Pemuda dan Tim Literatur Pemuda. Terima kasih.

SOLI DEO GLORIA
Ikuti kami!

Cari kami di media sosial melalui tautan berikut: