Pemuda GRII BSD

Cermin Pemuda - Katharina von Bora

oleh Maria Fransiska



Lahir pada 29 Agustus 1499, Katharina dikenal sebagai istri dari Martin Luther, Bapak Reformasi dalam Kristen Protestan. Katharina terlahir di dalam keluarga biasa dan Ibunya meninggal saat Katharina berusia 5 tahun. Beberapa tahun sepeninggal ibunya, ayahnya menikah lagi1 dan Katharina dimasukkan ke sebuah Biara dimana ia mendapatkan berbagai jenis pendidikan.2

Saat berada di dalam biara, ia mendapatkan pengaruh dari pengajaran Martin Luther melalui teman biaranya, yang mendengarkan ide-ide Luther saat mereka pergi ke biara yang dekat dengan tempat mereka tinggal. Pengajaran Luther kian menguat dan menimbulkan ketidakpuasan, sampai-sampai Katharina von Bora bersama beberapa biarawati lain melarikan diri dengan dibantu pedagang yang menyediakan persediaan pangan ke biara.3

Jalan hidupnya tidaklah mulus, tidak seperti kebanyakan biarawati lainnya yang dapat kembali ke rumah masing-masing sepeninggal mereka dari biara4, Katharina harus tinggal dengan sebuah keluarga pedagang yang mau menampungnya dan diajarkan banyak hal yang mencakup juga pengelolaan keuangan. Meski demikian, ia tetap percaya kepada Tuhan dan mengikuti pengajaran oleh Luther.

Dalam beberapa tahun setelah ia keluar dari biara, Katharina von Bora akhirnya menikah dengan Martin Luther dan menjadi penolong yang sepadan bagi Luther. Ia bukan hanya menjadi istri dan ibu rumah tangga dengan enam orang anak, ia juga membesarkan sepupu dari anaknya yang dititipkan untuk tinggal bersama mereka.5

Rumah mereka, Black Cloister, yang adalah sebuah biara bagi kelompok Agustinian menjadi tempat terbuka yang cukup ramai, dengan meja makan yang menjadi tempat diskusi Luther dengan rekannya, murid-murid maupun tamu-tamunya. Rumah mereka juga menjadi akomodasi bagi para pelajar dan pengajar dengan sejumlah kecil uang sewa yang dibebankan. Katharina juga mengelola kebun dan pertanian, peternakan, maupun usaha pembuatan minuman rumahan.6 Kerja keras yang dilakukannya ini dipuji oleh Luther yang menjulukinya sebagai “Bintang Fajar dari Wittenberg”.

Luther juga mempercayakan pengelolaan keluarga mereka kepada Katharina, dan pengelolaan ini membuahkan hasil. Luther yang memulai rumah tangganya dengan tidak memiliki apa-apa, menjelang akhir hidupnya menjadi salah satu yang paling mapan hidupnya di kota mereka. Kehadiran Katharina von Bora dalam hidup Luther, menjadi berkat sehingga Luther tidak perlu memikirkan mengenai penghidupannya dan dapat fokus mengerjakan pelayanannya.7


APA YANG DAPAT KITA PELAJARI DARI KATHARINA VON BORA?

  1. Perempuan yang Mencerminkan Gambar dan Rupa Allah

Sejak permulaan Penciptaan, kita diajarkan bahwa Tuhan mengubah apa yang tadinya belum berbentuk dan kosong, menjadi teratur dan dapat dinikmati. Hal demikian pula yang dikerjakan Katharina von Bora sampai akhir hidupnya. Ia bukan hanya melayani Tuhan di dalam biara saat ia menempuh pendidikan, tetapi juga berperan sebagai istri yang cakap.

Sebagaimana Allah adalah Allah yang menyediakan, Katharina juga hidup sebagai seorang yang menyediakan. Ia memaknai apa itu Allah yang penuh kasih, dengan tidak hanya menyediakan perhatiannya bagi anak-anak dan seisi rumahnya, tetapi juga bagi tamu-tamu Luther yang datang berdiskusi dengan Luther sambil sesekali juga Katharina berbagian di dalam diskusi mereka.

Dari kehidupan Katharina, kita dapat melihat ia menghidupi dan menjadi seorang figur nyata dari apa yang diajarkan dalam Kitab Amsal 31. Di saat yang sama, ia merefleksikan Allah yang menghendaki keteraturan dan keindahan. Dengan dukungan Katharina von Bora sebagai rusuk dari Martin Luther, Luther tidak perlu lagi memusingkan ataupun khawatir mengenai hal-hal selain dari pengajaran dan pelayanannya.

  1. Seorang Bertalenta yang Tahu Menempatkan Diri

Dari kehidupan Katharina, kita dapat melihat bahwa ia seorang perempuan yang cakap dalam berbagai hal. Namun, segala kecakapannya tidak membuatnya berambisi secara pribadi ataupun berkeinginan untuk menonjolkan diri dengan segala kemampuannya ataupun mengontrol suaminya. Ia tahu bagaimana menempatkan diri sebagai seorang yang berkarya di belakang layar, dan mendukung suaminya di dalam pelayanannya.

Ia juga menghidupi apa yang Rasul Petrus ajarkan dalam 1 Petrus 5:5b yang berkata: ‘Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihi orang yang rendah hati.”’

Penundukkan diri Katharina dan bagaimana ia memposisikan dirinya, menjadi berkat bukan hanya bagi zaman itu bahkan sampai dengan hari ini. Buah-buah pengajaran dan karya Luther dalam berbagai bentuk dan sumber masih dapat diakses, dan akan terus menjadi berkat sampai waktu-waktu ke depan.

Tuhan dapat memakai siapa saja untuk menjadi alat-Nya menyampaikan isi hati-Nya dan memurnikan ajaran yang ada di dunia. Dari kisah Katharina kita melihat, Tuhan memurnikan ajaran Gereja-Nya melalui Martin Luther yang membawa Reformasi. Di balik keberhasilan Luther, terdapat Katharina von Bora, istrinya yang cakap dan takut akan Tuhan.

Biarlah setiap kita dapat menggumulkan dan memperjuangkan untuk dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Biarlah kita juga belajar mengenal diri untuk menyadari talenta yang Tuhan beri sehingga dapat pula menjadi berkat bagi banyak orang.


SOLI DEO GLORIA

1 Herman Selderhuis, Martin Luther: A Spiritual Biography, (Illinois: Crossway, 2017), 273, iBooks.

2 Aravind Jeyakumar Moniraj. n.d. “Remembering " Katherina von Bora " in the Context of Reformation Jubilee.” www.academia.edu. Accessed August 19, 2022.

3 Smith, J.C., 1999. Katharina von Bora through Five Centuries: A historiography. Sixteenth Century Journal, 30(3), p.747.

4 Katharina sudah berusia 24 tahun ketika ia melarikan diri dari biara, dan karena ia tidak memiliki hubungan yang dekat dengan keluarganya; ia tidak kembali ke rumah orang tuanya. Tetapi ia mendapatkan perlindungan di rumah keluarga Lukas Cranach, The Elder yang di kemudian hari; istrinya hadir dalam pernikahan Luther dan Katharina. Diyakini bahwa selama tinggal di rumah keluarga Cranach, Katharina von Bora mendapatkan pengetahuan untuk mengelola rumah tangga karena rumah keluarga ini adalah yang terbesar di Wittenberg pada masa itu (cf. Albercht Thoma, Katharina von Bora: Geshichtliches Lebensbild, 39. Moniraj, Katherina von Bora, 3.)

5 Oikumenia, Luther’s Werke, Tischreden, Kritische Gesamtausgabe, 36:152. Cf. Martin Luther, Commentary On Genesis, vol. 1: Luther On the Creation (Minneapolis: Lutherans In All Lands Co., 1904), 368, Apple iBooks.

6 Diane V. Bowers, 2020. “To Spite the Devil: Martin Luther and Katharina von Bora’s Wedding as Reform and Resistance” Religions 11, no. 3: 116. https://doi.org/10.3390/rel11030116. Cf. Aravind Jeyakumar Moniraj. n.d. “Remembering" Katherina von Bora" in the Context of Reformation Jubilee.” www.academia.edu.. Accessed August 19, 2022, 6.

7 Moniraj, Remembering Katharina, 7. Cf. “Die Trüben Jabre - Tod in Torgau (1551-1552),” In Katharina Von Bora, Biographien Zur Reformation. Wittenberg, Germany: Drei Kastanien Verlag (1995): 46.

Ikuti kami!

Cari kami di media sosial melalui tautan berikut: