Pemuda GRII BSD

Mematikan Dosa

oleh Pingkan Sorongan


BIOGRAFI SINGKAT PENULIS

Buku Mematikan Dosa ditulis oleh John Owen, salah satu kaum puritan yang cukup terkenal. Secara singkat, kaum puritan muncul di dalam Gereja Inggris pada akhir abad ke-16. Kaum Puritan adalah anggota gerakan reformasi agama yang percaya Gereja Inggris terlalu mirip dengan Gereja Katolik Roma dan harus menghilangkan upacara dan praktik yang tidak berakar pada Alkitab.

Lahir di Oxford, Inggris pada tahun 1616, John Owen adalah anak dari seorang pendeta di Stadham. Tumbuh di lingkungan Kristen, Owen akhirnya pun melayani di gereja dan menjadi seorang penulis Kristen. Namun, hidup Owen pun juga mengalami kesulitan. Setelah menikah, dia memiliki 11 anak. Namun, mirisnya satu per satu anaknya meninggal ketika mereka masih bayi. Hanya satu putrinya yang meninggal ketika usia dewasa.

Lewat tulisan-tulisannya, Owen cukup menekankan aspek mengenai pemberitaan Injil dan kekudusan hidup. Bahwa seluruh hidupnya, dia tertuju dan serahkan pada Kristus saja.


IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Mematikan Dosa
Nama Penulis : John Owen
Bahasa : Indonesia
Penerjemah : Ina Elia Gani
Tahun Terbit : 2009
Penerbit : Momentum
Kota Terbit : Surabaya
Jumlah Halaman : 121


ISI BUKU

John Owen memulai buku dengan pembahasan dari kitab Roma 8:13, dengan adanya dua pilihan jalan hidup. Pilihan pertama, memilih untuk hidup menurut daging dan mendapatkan kematian. Pilihan kedua adalah hidup mematikan perbuatan-perbuatan tubuh, oleh Roh, dan mendapatkan hidup. Dimana, pilihan kedua adalah yang harusnya menjadi kewajiban mereka yang mengaku Kristen.

Penulis disini menjelaskan lebih lanjut tentang memang betul, orang Kristen sudah ditebus dosanya melalui salib Kristus 2000 tahun yang lalu. Namun, hal tersebut bukan berarti kita sudah sepenuhnya hidup kudus, tanpa dosa, dan dosa sudah lenyap dari dunia ini. Faktanya, orang percaya masih hidup di dunia yang berdosa dan kerap kali juga melakukan dosa. Maka dari itu, diperlukan tindakan yang terus-menerus dan aktif untuk mematikan dosa. Tanda dari orang Kristen yang sejati adalah mereka yang aktif membunuh dosa, bukan malahan dengan ringan melakukan dosa karena berpikir “Toh, saya sudah ditebus”.

Dalam bukunya, Owen juga mengingatkan betapa liciknya dosa dan kita tidak boleh menganggap dosa sebagai hal yang remeh. Bagaimana dosa bisa berpura-pura mati padahal masih hidup. Dosa juga dapat kita ibaratkan seperti penyakit. Jika penyakit tersebut tidak diobati dan dibiarkan begitu saja, sakitnya akan menjadi semakin parah. Alkitab pun memberikan contoh nyata tentang ini, yaitu Daud. Dimana pada mulanya Daud tergoda oleh seorang perempuan yang sedang mandi dan berakhir pada pembunuhan Uria, suami Batsyeba, perempuan itu.

Owen pun menuliskan bahwa kekuatan untuk mematikan dosa itu juga bukan datangnya dari diri kita sendiri. Namun, berkat belas kasih anugerah Tuhan dan pekerjaan Roh Kudus saja. Roh Kudus adalah satu-satunya pribadi yang dapat menjadi penawar akan sakit yang diderita. Roh Kudus menyebabkan kita dapat berjuang untuk melawan dan menghancurkan keinginan atau perbuatan dosa kita. Dia bekerja dalam kita dan dengan kita.

Seperti sudah tertulis di paragraf sebelumnya, dosa bukanlah sesuatu hal yang bisa dianggap enteng. Dosa dapat membuat keadaan rohani kita tidak tenang. Kita akan lebih sering memilih keinginan duniawi dibandingkan dengan kebenaran yang sudah tertulis di Alkitab. Dosa pun mengarahkan pikiran kita untuk memuaskan keinginan-keinginan berdosa. Dosa juga membuat kita lupa akan penghiburan dan damai sejahtera yang diberikan oleh Tuhan yang membuat manusia jadi tidak sadar dan tidak menikmati hak istimewa sebagai anak Allah. Sedangkan dengan mematikan dosa, semua hal negatif diatas itu dapat berbalik: bagaimana kita bisa mempunyai keadaan rohani yang baik, dapat lebih menginginkan untuk melakukan perintah Tuhan dibandingkan memilih keinginan duniawi, dan seterusnya.

Mematikan dosa bukanlah suatu hal yang mudah. Banyak kesulitan secara praktik dalam mematikan dosa dan membuat orang salah sangka akan apa yang dimaksudkan sebagai mematikan dosa. Salah satu contohnya adalah mematikan dosa bukan hanya sekedar menyamarkan dosa. Mematikan dosa bukanlah berusaha menyamarkannya secara pura-pura sudah bebas dari dosa tersebut padahal masih memiliki keinginan untuk melakukannya. Juga bukan hanya tindakan yang dilakukan sekali saja. Namun, butuh kesiagaan dan upaya yang terus-menerus mematikan dosa.

Owen juga membahas tentang tiga hal yang dapat dicapai oleh tindakan mematikan dosa. Pertama, mematikan dosa adalah suatu kebiasaan untuk melemahkan keinginan jahat. Usaha keinginan jahat untuk mendorong kita berbuat dosa semakin berkurang kekuatannya. Kedua, mematikan dosa berarti terus-menerus memerangi dan melawan dosa; bahwa kita harus mengenal akan musuh kita, mengetahui cara-cara yang digunakan musuh kita, dan bekerja setiap hari untuk menggunakan setiap sarana yang ditetapkan Allah untuk menghancurkan musuh kita. Ketiga, mematikan dosa adalah keberhasilan dalam perlawanan dan pertempuran kita melawan dosa yang tinggal di dalam hati. Di mana akar dari keinginan yang jahat benar-benar dilemahkan dan keinginan kita yang tadinya merujuk kepada dosa, jadi berbalik kepada apa yang menjadi kebenaran.

Perlu diperhatikan, bahwa bahaya juga dapat timbul dalam mematikan dosa. Seseorang yang terlalu fokus mematikan dosa dapat lupa bahwa kewajiban utama mereka adalah bertobat dan percaya pada Injil. Selanjutnya adalah bahaya menipu sendiri. Bahwa bagaimana dengan berhasil mematikan dosa seseorang merasa Ia memperkenankan hati Allah. Terakhir, bahaya dikecewakan oleh ketidakberhasilan. Seseorang yang belum percaya dan menggunakan kekuatannya sendiri untuk mematikan dosa mungkin akan dikecewakan dengan kesulitan dalam melaksanakan hal ini. Pada akhirnya akan putus asa dan menyerah kepada kuasa dosa. Maka dari itu, penting untung mengingat bahwa mematikan dosa perlu didasari oleh persatuan kita dengan Kristus melalui iman. Mematikan dosa secara aktif adalah tugas seorang Kristen. Bila kita tidak bergumul akan hal itu, mungkin kita dapat menanyakan kembali kepada diri kita masing-masing, sudahkah kita benar-benar percaya kepada Kristus?

Hal penting lain yang perlu menjadi perhatian kita juga adalah sikap kita dalam melaksanakan kewajiban ini. Kita tidak akan bisa mematikan dosa apapun jika tidak dengan tulus dan tekun berusaha menghadapi semua dosa. Bahwa setiap dosa harus dimatikan, tidak ada pilihan untuk memutuskan dosa mana yang perlu dimatikan.

Dalam bab-bab berikutnya, Owen menuliskan bahwa ada beberapa petunjuk khusus untuk mematikan dosa, yaitu:

  1. Diagnosis yang cermat tentang keinginan untuk berdosa. Seperti halnya seorang dokter yang baik perlu mendiagnosis pasiennya untuk mengetahui apa penyakitnya dan apa penawar yang bisa diberikan agar sang pasien itu dapat sembuh, demikian juga kita terhadap dosa kita.
  2. Berjuang untuk mengisi akal budi dan hati nurani dengan kesadaran yang jelas dan terus menerus akan kesalahan, bahaya, dan kejatan dari keinginan berdoa yangn sedang mengganggu. Kita perlu dengan sering merenungkan akan bahaya dan kejahatan dosa.
  3. Mengusik hati nurani dengan kesalahan dari keinginan jahat. Renungkanlah akan segala anugerah, kasih dan kemurahan Allah dan apakah yang telah kita perbuat.
  4. Berjuang mengembangkan suatu kerinduan yang terus menerus akan keterbebasan dari kuasa keinginan berdosa. Kerinduan ini merupakan suatu anugerah dan kiranya kita dapat terus menerus berdoa, berseru kepada Tuhan atas kerinduan ini.
  5. Belajar untuk mengenali bahwa sejumlah keinginan berdoa itu berakar dalam natur kita sendiri. Berdoalah agar kita diberikan anugrah untuk melemahkan keinginan berdoa yang berakar dalam natur masing-masing kita.
  6. Waspadailah dan jagalah jiwa terhadap segala sesuatu yang kita tahu bisa mendorong keinginan berdosa. Penting untuk diingat bahwa orang yang berani bermain-main dengan kesempatan untuk berdosa akan berani berbuat dosa.
  7. Perangilah keinginan berdosa dengan sesegara mungkin sejak keinginan itu mulai ada. Jika keingian itu kita biarkan tak terkendali, cepat atau lambat, perbuatan dosa itu akan mengikutinya.
  8. Renungkanlah tentang keagungan Allah yang hebat. Semakin kita merenungkan akan keagungan Allah, semakin kita merasa betapa menjijikannya keinginan berdosa kita. Belajarlah untuk rendah hati.
  9. Berjaga-jagalah terhadap tipu daya hati (Yeremia 17:9). Jangan biarkan kedamaian yang palsu menipu kita. Kita perlu belajar hidup dekat dengan Tuhan agar kita bisa membedakan antara mana suaraNya dan suara asing.

Penting untuk kembali mengingat akan dua aspek akan hal mematikan dosa. Bahwa ini adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh orang percaya dan hanya dapat dikerjakan oleh Allah Roh Kudus. Kiranya kita semua dapat bersama-sama berjuang untuk mematikan dosa dan terus bersandar akan anugerah Tuhan saja.


PERENUNGAN DAN KOMITMEN

Lewat artikel ini kiranya kita dapat diingatkan kembali bahwa mematikan dosa adalah tugas orang Kristen yang sudah dilahirbarukan. Salah satu hal yang juga penting adalah kita perlu mempunyai relasi yang terus dekat dengan Tuhan untuk dapat disadarkan akan keberdosaan kita dan betapa kita butuh akan Juru Selamat. Hanya oleh anugerah Roh Kudus saja kita dapat sadar akan keadaan kita itu dan juga Roh Kudus saja yang memampukan kita untuk mematikan dosa-dosa yang ada. Kiranya kita sama-sama berdoa agar kita semua dapat terus berjuang untuk mematikan dosa. Mematikan dosa harus dilakukan setiap saat dan kita harus peka akan dosa-dosa yang ada disekitar kita. Kiranya kita juga dapat diingatkan dalam pertarungan melawan dan mematikan dosa ini kita tidak sendirian. Itulah fungsinya kita berada di gereja; memiliki komunitas yang dapat juga bersama-sama berjuang dan membantu kita dalam doa. Salah satu hal yang dapat kita lakukan juga dengan sharing akan dosa kita kepada teman yang secara rohani lebih dewasa, dengan pembina rohani, atau Hamba Tuhan. Lewat hal ini kita bisa saling mengingatkan dan saling mendoakan. Kiranya kita semua sama-sama mau berjuang dan nama Tuhan saja yang dimuliakan dalam setiap apapun yang kita lakukan.


SOLI DEO GLORIA
Ikuti kami!

Cari kami di media sosial melalui tautan berikut: